Kamis, 01 Oktober 2015

Kader HMI Fkip Unsyiah Muhammad Rizal Pimpin ESA 2015/2016



Muhammad Rizal 


Darussalam – Himpunan mahasiswa FKIP Prodi Pendidikan Bahasa Inggris atau yang lebih dikenal ESA, sukses melaksanakan Pemira dalam mencari posisi yang akan menjabat sebagai ketua umum dan sekretaris umum ESA.
Sebelumnya bakal calon Ketum dan Sekum ESA sudah melewati berbagai tahapan, diantaranya, pendaftaran bakal calon, masa kampanye, debat kandidat, masa tenang hingga hari pemilihan tiba. Setelah melewati seleksi berkas dan lulus syarat untuk mencalonkan diri terdapat dua pasangan kandidat. Nomor urut satu adalah pasangan Muhammad Rizal dan Zulfahmi Riski yang merupakan mahasiswa leting 2012 dan kandidat nomor dua adalah pasangan Zia Shah Reza dan Angga Bagastama yang merupakan mahasiswa leting 2013.
Kedua kandidat ini layak untuk menjadi yang telah diakui oleh KPR. Keduanya pun gencar mencari dukungan dari warga (sebutan untuk seluruh mahasiswa prodi bahasa Inggris) dengan cara melakukan kampanye baik melalui cetak juga media sosial. Masa kampanye yang berlansung damai tanpa ada kericuhan antar kedua pendukung.

Setelah melewati beberapa proses baru dilakukan proses pemilihan yang berlangsung pada tanggal 30 September 2015 bertempat di Gedung FKIP Unsyiah. Dalam pemilihan kali ada 200 suara yang diperebutkan oleh dua kandidat. Pada penghitungan suara terpilih nomor urut satu sebagai Ketum dan Sekum ESA periode 2015-2016 (Muhammad Rizal dan Zulfahmi Rizki) dengan perolehan suara 153.
Ketua KPR, Wanhar Lingga mengatakan mulai dari proses pencalonan, masa kampanye, hingga pemilihan berjalan dengan lancar, aman dan tertib dan tanpa menemui kendala yang berarti.
“Pemilihan ini berjalan lancar, aman dan tertib. karena disini kita bukan bersaing, kita adalah keluarga, dan diantara keluarga ini ada yang terbaik,” katanya.
Dengan hasil ini ketum dan sekum terpilih akan dilantik oleh pejabat ESA sementara yang akan direncanakan dalam waktu dekat. Sementara itu ketua terpilih, Muhammad Rizal, mengatakan rasa terimakasih atas kepercayaan warga ESA dan kedepan ia berjanji akan melaksanakan visi dan misinya.

“Disini kita lupakan antara nomor satu dan dua, intinya mari kita bangun kebersamaan dalam membangun ESA yang lebih baik ke depan. Tidak ada kata lawan dalam pemilihan ini.
Muhammad Rizal adalah sosok yang sangat disegani dalam berorganisasi baik Internal maupun ekternal FKIP, Rizal Juga termasuk Mahasiswa Aktif berorganisasi di HMI FKIP Unsyiah. begitu sekiranya penuturan salah seorang sahabat beliau.
 [Guruyakusaku.Blogspot.com]

Muammar Pimpin HMI Komisariat FKIP Unsyiah





BANDA ACEH – Muammar terpilih secara aklamasi memimpin Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FKIP Unsyiah. Pemilihan tersebut berlangsung pada Rapat Anggota Komisariat (RAK) ke 30 di Aula SMP 16 Banda Aceh, Minggu, 13 September 2015.
Rapat tersebut dipimpin oleh Zulfakar, salah satu alumni HMI Komisariat FKIP Unsyiah. Dalam rapat tersebut turut dihadiri oleh Ketua HMI Cabang Banda Aceh, Rasyidin Raden dan Ketua Badko Kohati Aceh, Rahmi Maulidati.



Andi Kurniawan selaku Ketua Umum HMI Komisariat FKIP demisioner berharap ketua terpilih mampu merangkul semua elemen di bawah lembaga tersebut. “Hal ini diharapkan agar roda organisasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan HMI,” ujarnya seperti rilis yang dikirim ke redaksi Guruyakusaku.blogspot.com, Senin, 15 September 2015.

Kamis, 07 Mei 2015

Kombes HMI Cabang Banda Aceh Gelar Diskusi Akbar

 Banda Aceh – Komisariat Bersama (Kombes) HMI Cabang Banda Aceh menggelar diskusi akbar bertajuk “Memahami Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP) sebagai Pembentuk Moral dalam ber-HMI”, di Kantor HMI Cabang Banda Aceh, Neusu Jaya. Rabu, (6/5). Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka menjalin silaturrahmi dan koordinasi antar komisariat di HMI Cabang Banda Aceh serta memperdalam pemahaman tentang NDP.
Diskusi sekaligus Follow Up ini mendapat antusias besar dari seluruh kader HMI Cabang Banda Aceh, hal ini terlihat pada peserta yang memenuhi Aula Insan Cita hingga ke bagian luar ruangan. Turut dihadiri oleh alumni-alumni, di antaranya Kanda Rahman Hakim (Trainer Indobrain Institute), Yunda Juliani Jacob (Mantan Ketua Umum KOHATI Cabang Banda Aceh) dan Kanda Drs. TM. Ridha Ramli (Presidium KAHMI Aceh) sebagai pembicara utama.
Acara yang dikoordinatori oleh Derri Sudarma ini dimulai pada pukul 20. 45 WIB dan dibuka oleh MC (Anggi Destiana, Ketua KOHATI FKIP Unsyiah) dan diawali dengan mendengarkan pembacaan ayat Alquran oleh Nopri Hariadi. Dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne HMI yang dipandu oleh dirijen (Cut Ika Mauliza) dengan hikmat.
Setelah rangkaian acara pembukaan selesai, diskusi dipandu oleh moderator, Zulfahmi, S.IP. Sebelum itu forum diajak untuk menyanyikan beberapa lagu perjuangan HMI untuk membakar semangat peserta forum, seperti Lagu Sang Hijau Hitam dan All The Moslemyang dipandu oleh Yunda Juliani Jacob.
Sesi diskusi pertama diisi oleh Kanda Ridha Ramli yang dimulai dengan membaca surah Al-Fatihah dan shalawat kepada Rasul yang dilakukan secara bersama-sama, suasana forum pun menjadi hikmat kembali.
Fenomena kekrisisan moral dalam kehidupan kampus dan lingkungan kemahasiswaan dewasa ini memberikan berbagai penilaian negatif terhadap mahasiswa sebagai kaum terdidik. Penilaian tersebut juga tak luput untuk kalangan mahasiswa dari golongan pelopor bangsa yakni dari dari background mahasiswa yang terhimpun dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Kadang, sebagai seorang kader kita lupa dengan amanah yang tercantum pada 5 Kualitas Insan Cita dan Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI. NDP adalah stylepemahaman HMI dalam menjabarkan nilai-nilai Islam dalam realitas sosial Indonesia.
“Berproseslah di HMI, walaupun nantinya kita akan menemui berbagai masalah selama berproses tersebut, seperti perebutan kekuasaan, perebutan uang/korupsi kecil, bahkan sampai perebutan percintaan antara HMI-wati dan HMI-wan.” canda Kanda Ridha Ramli.
Menurutnya, masalah-masalah yang dialami selama berproses janganlah dianggap sebagai mudharat, namun ambil hikmah sebagai pembelajaran agar kita menjadi pribadi yang lebih dewasa.
Dalam materinya, Ia menjabarkan bahwa NDP itu sendiri telah mengalami beberapa kali perubahan nama, seperti Tafsir Azas (1957), Kepribadian HMI (1962), Garis-Garis Pokok Perjuangan (1966), Draft Awal NDP (1969), Gambaran Insan Cita & Tafsir Tujuan HMI (1969 & 1971), Nilai Identitas Kader (NIK) (1986), dan menjadi Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP) kembali (1999) .
“Perumus NDP yang memiliki karakteristik berbeda-beda pun menjadi hal yang unik untuk dikaji. Seperti Nur Kholis Madjid atau yang biasa disebut Cak Nur, beliau adalah seorang tokoh yang sangat elegan, selalu berwibawa dalam berpenampilan, sehingga dikategorikan dalam tipe Intelektual Islam. Perumus NDP lainnya adalah Syakib Mahmud, yang merupakan perumus NDP satu-satunya yang masih hidup, berbeda dengan Cak Nur, beliau selalu berpenampilan sederhana, sehingga dikategorikan ke dalam tipe Sufistik-Tasawuf. Kemudian ada Endang Syaifuddin Anshari (ESA) yang memiliki karakter berpolitik Islam dengan mengutamakan akhlaqul karimah (Politik Nabi).” tambahnya.
“Seseorang yang akan sukses harus melalui proses “pembakaran” (Basic Training) dan menjalani proses “pencetakan” (Training-training formal dan non-formal HMI), salah satunya seperti follow up yang sedang kita ikuti sekarang ini.” Imbuhnya.
Nilai-nilai yang harus diperjuangkan oleh kader HMI adalah nilai-nilai yang termaktub di dalam Tujuan HMI, yakni “Terbinanya insan akademis,pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islamdan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Subhanahu wata’ala.
Pada sesi selanjutnya Kanda Rahman Hakim memaparkan bahwa kader HMI harus menjadi High Quality Person (HQP), yaitu kader yang bertaqwa kepada Allah SWT. Serta berlomba untuk mencapai tingkatan kehidupan, dimulai dari level manusia yang ber-Aqidah, Syariah, Ma’rifat, sampai pada level Hakikat. Di sela-sela materinya Ia mempraktekkan beberapa hypnoterapi untuk mengeluarkan energi-energi positif kepada peserta.
Ia juga menambahkan tiap-tiap kader HMI harus menggunakan Rumus Perubahan (3C) untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
– Change the way you see your self.
– Change the way you see other.
– Change you see everything.

Di akhir sesi, moderator membuka kesempatan bagi peserta untuk bertanya kemudian ditutup dengan pembacaan doa dan foto bersama. (cia)

Sumber :
https://cutintanarifah.wordpress.com/2015/05/07/160/

Selasa, 14 April 2015

Mewujudkan Pikiran Gila

RHR Dodi Sarjana

Pemimpin Redaksi Tribun Pekanbaru

STEREOTIP. Istilah ini tentu tak asing lagi di telinga kita. Kepercayaan bahwa seluruh anggota kelompok tertentu memiliki sejumlah karakteristik yang sama, dianggap sebangun dan homogen, sudah sejak lampau diyakini banyak orang.

Di kalangan orang asing misalnya, dalam kajian psiko-sosial ada semacam konsensus bahwa orang Jerman pandai di bidang teknik, sementara orang Irlandia agak tumpul pemikirannya, dan semua wanitanya emosional. Orang Perancis sangat romatis, sedang orang Negro kurang bertangungjawab. Itulah contoh stereotip.

Siapapun dan apapun yang keluar dari stereotip, dianggap aneh dan nyleneh. Ia menjadi tidak umum dan cenderung dihindari banyak orang. Dari sinilah, awal manusia terjebak dalam prasangka-prasangka buruk terhadap apa saja.

Dalam perspektif social cognition, pakar psikologi sosial Russell Spears menyebutkan, manusia berhadapan dengan realitas sosial yang kompleks, sehingga memiliki kecenderungan membagi sesuatu dalam kategorisasi atau kelompok untuk menyederhanakan persoalan.

Stereotip mendorong manusia menjadi pelit dan malas berpikir, sehingga beresiko banyak menuai kesalahan dalam penyimpulan. Namun stereotip tetap dipakai karena menghemat energi. Sungguh ini pendapat yang menyesatkan.

Dalam bisnis, kecenderungan stereotipisasi juga membudaya. Orang maunya sesuai pakem saja. Asumsi-asumsi menggiring pebisnis pada pemahaman bahwa informasi, kegiatan bisnis yang stereotip selama ini, dianggap lebih cepat diproses dan direspon pasar. Benarkah demikian?

Kita semua pasti mengenal baik nama Tirto Utomo dengan bisnis Aqua-nya atau Sosro dengan teh botolnya. Bisnis mereka, pada awalnya diangap bisnis gila karena menyimpang dari stereotip. Di luar kebiasaan, mereka membisniskan barang yang umum, tapi tak umum. Tapi siapa sangka, air yang melimpah ruah di alam semesta menjadi “semahal” emas. Teh yang biasanya diminum tak lama setelah diseduh, menjadi nikmat disimpan berlama-lama di botol.

Konon, perilaku Tirto dan Sosro pernah dianggap lelucon bisnis yang absurd. Namun kini, orang berduyun-duyun mengikutinya. Dan ketika orang mengalami euphoria, barangkali kedua orang perintis itu sudah lari lagi dengan konsep gilanya yang lain.

Contoh ide gila yang lain adalah larutan penyegar Cap Kaki Tiga. Produk yang berisi semacam air ini juga terbilang absurd. Tapi lihatlah “khasiatnya”, ia mampu mengusir panas dalam. Buntutnya, kemasan air itu juga laris bak kacang goreng.

Psikolog dunia Sigmund Freud dengan teori psikoanalisanya mengemukakan, dalam diri setiap manusia sebenarnya terdapat syaraf-syaraf impulsif yang mendorong manusia untuk berbuat dan beraktivitas. Dorongan kuat syaraf ini bisa membuat manusia ‘gila’ dan mewujudkan aktivitasnya dengan amat sangat inovatif plus kreatif.

Selama ini perjalanan waktu telah membuktikan bahwa bisnis “orgil” (baca: orang-orang dengan ide gila) tahan segala cuaca. Tak tergerus krisis, pasar bebas dan reaganisme. Ia tak takut apapun, karena punya banyak amunisi inovasi untuk ditembakkan menjawab perubahan zaman.

Menyiasati perubahan tren kehidupan dan tren bisnis, tak cukup hanya dengan pakem yang ada. Atau hanya mengandalkan jalinan stereotipisasi yang sudah mapan. Perlu menggali sesuatu yang lain, yang selama ini luput dari perhatian orang. Apa kira-kira itu? Berpikirlah “gila” supaya ide gila seperti milik Tirto, Sosro dan Kaki Tiga bisa lahir.

Menciptakan sesuatu yang berbeda dan baru, selalu mampu membuat orang terhenyak untuk melirik dan mencoba produk kita, ketimbang melakukan “penyeragaman” dengan maksud mengekor sukses produk yang suda ada.

Sumber :

http://elyakimoctania.blogspot.com/2013/01/mewujudkan-pikiran-gila.html?m=1

Minggu, 12 April 2015

Jumat, 10 April 2015

Pemerintah Aceh akan Mewujudkan Jembatan Ulee Lheu - Sabang 2017

Jembatan Ulee Lhee - Sabang

Banda Aceh,10/04/15. Melihat potensi wisata Aceh yang sedang meningkat pesat serta menjadi "Icon" Tujuan Wisata Provinsi Islami Nusantara. maka sudah selayaknya  Pemerintah Aceh Melalui Dinas PU, memikirkan pembangunan Infrastruktur - Infrastruktur Penunjang Menambah kesan Indahnya Pariwisata Aceh ini. Salah satu potensi wisata terdapat di P.Sabang/P.Weh yang hanya dapat diakses melalui jalur udara dan laut. akses Laut pelabuhan Ulee lheu- Balohan dan Akses udara Bandara SIM - Bandara Maimun Saleh (Sabang).
   Dikarenakan Pulau tersebut terpisah antara daratan P. Sumatera [Kota Banda Aceh] dan P. Sabang. maka dari itu pemerintah Aceh dengan Pemerintah pusat bekerja sama dengan dinas PU serta pihak Investor Asing. untuk mengkaji ulang Pembangunan Jembatan Penghubung : Ulee Lheu - Balohan (Sabang) yang diperkirakan memiliki panjang 15 KM, dan menjadi jembatan terpanjang di Indonesia [Lintas Selat]. dana pembangunan ditaksir 2,5 Triliiun Rupiah. Saya berharap Mega Proyek ini,
Pada tahun 2017 sudah dapat dimulai pengerjaannya. Jembatan ini juga kedepan menjadi Landmark Baru Provinsi Aceh Darusalam.

Selain Proyek Jembatan Ulee - LHEU - Sabang Pemerintah Aceh juga Mengkaji Rencana Pembangunan Jalan Lintas Provinsi [ Jantho - Takengon - Kutacane - Karo ] , Fly over Sp. Surabaya, Monorail Banda Aceh kota, dan Rel Kereta Api Banda Aceh - Sumut.

( Muhammad Ichsan )
Guruyakusaku.blogspot.com


 

Kamis, 09 April 2015

[OPEN RECRUITMENT HMI FKIP]

Spanduk publikasi HmI FKIP 

Himpunan mahasiswa Islam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala (HmI FKIP Unsyiah) kembali membuka pendaftaran perkaderan Basic Training LK1 tahun 2015. Selain mendapatkan fasilitas penginapan dan makan juga mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Daftarkan diri kamu.
Pendaftaran dibuka mulai tanggal 13 - 17 april 2015 dan dilanjutkan dengan Maperca (Masa Perkenalan Calon) : 19 april 2015
Screening test : 24 - 25 April 2015
basic training : 29, 30 April - 1 mei 2015
Untuk info lebih lanjut dapat dihubungi :
081360546105 (maisal)
085359061934 (zaitun)

Pastikan dirimu menjadi bagian dari keluarga HmI selanjutnya

Selasa, 07 April 2015

Pintar Mengelola Emosi Menuju Kedewasaan Diri


   Menjadi remaja itu berjuta rasanya. Kita merasakan seabrek perubahan. Entah itu perubahan fisik, kayaktubuh kita bertambah tinggi, suara kita berubah atau perubahan psikologis. Remaja juga banyak mengalami masalah, bisa berupa soal pertemanan, interaksi dengan orang tua, soal sekolah, soal perasaan cinta, dan sebagainya.

'
Emosi remaja seringkali meluap-luap (tinggi) dan emosi negatif mereka lebih mudah muncul. Keadaan ini lebih banyak disebabkan oleh masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka dan lingkungan yang menghalangi terpuaskannya kebutuhan tersebut (halaman 10).
Sebagai remaja kita mesti mengontrol emosi. Nggak enak mempunyai emosi yang labil, hidup kita diatur oleh emosi. Sebentar marah, sebentar senang, sebentar mudah sedih. Mestinya kan kita yang mengatur emosi, biar hidup tenang.
Kematangan emosi adalah kemampuan menerima hal-hal negatif dari lingkungan tanpa membalasnya dengan sikap yang negatif pula, melainkan dengan kearifan (halaman 11). Kalau ada orang yang mengejek, kita nggakserta-merta balas mengejeknya, bahkan sampai berkelahi (halaman 12).
Untuk mengetahui apakah kita sudah punya emosi yang matang ataukah masih labil, bisa dengan melihat ciri-cirinya. Ada beberapa ciri-ciri kematangan emosi remaja, di antaranya adalah sebagai berikut.
Analisis etis. Seseorang yang sudah punya kematangan emosi biasanya selalu memandang realitas berdasarkan nilai etis. Jadi, kalau seseorang sudah punya kematangan emosi, mereka bakal hidup berdasarkan nilai-nilai moral yang berlaku dalam lingkungan, adat, dan agama mereka (halaman 13).
Kendali diri. Ciri kematangan emosi tahap ini jelas lebih sulit daripada analisis etis. Mereka yang mampu mengendalikan diri adalah yang emosinya nggak mudah meledak-ledak. Kemampuan diri ini berkaitan erat dengan sikap rendah hati. (halaman 14).
Citra diri. Citra diri merupakan gambaran tentang siapa diri kita, baik yang dibentuk orang lain maupun yang dibentuk diri kita sendiri. Citra diri dapat bersifat negatif dan positif (halaman 15).
Judul   : Ah, Sudahlah; Manajemen Ragam Masalah Emosi for Teen
Penulis : Ahfa Waid
Penerbit           : Diva Press
Terbit   : Desember, 2014
Tebal   : 260 Halaman
ISBN   : 978-602-255-765-4
Genre  : Remaja
Harga : Rp48.000,-
Peresensi : Sulis Tyaningrum (Resensor tinggal di Kudus)
Sumber : portalsatu.com

Minggu, 05 April 2015

Pada 2050, Indonesia tak lagi negara mayoritas muslim terbesar dunia



    Kajian Lembaga Pew Research Center, Amerika Serikat, menyatakan Islam sebagai agama paling cepat berkembang di dunia. Jumlah umat muslim di seluruh benua menampilkan tren meningkat.
Berdasarkan temuan yang dilansir dalam situs resmi Pew yang dikutip merdeka.com, Minggu (5/4), pertambahan jumlah pemeluk Islam di Indonesia akan kalah cepat dibanding India. Jika tidak ada perubahan berarti dari sisi demografi, maka diperkirakan pada 2050 India resmi menjadi negara penduduk muslim terbanyak sejagat.
"Mayoritas penduduk India tetaplah warga penganut Hindu. Namun jumlah pemeluk Islam di India juga meningkat drastis melampaui Indonesia," tulis laporan Pew tersebut.
Tingkat fertilitas penduduk bumi yang menganut Islam mencapai koefisien 3,1. Di atas penganut Kristen (2,7), Hindu (2,4), ataupun Yahudi (2,3).
Situasi di India dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang padat baik dari kalangan Hindu maupun Muslim. Usia pemeluk dua agama itu di Negeri Sungai Gangga juga sangat muda, lebih dari 30 persen di bawah 30 tahun.
Pew meramalkan Islam dan Hindu akan menjadi agama dominan di Asia Pasifik. Pangkal masalahnya, di negara-negara yang mayoritas Buddha atau Konghufu seperti China dan Jepang, kini nampak penurunan jumlah penduduk. Situasi tersebut dipicu oleh upaya keluarga berencana masing-masing negara.
Di Indonesia, umat muslim pada sensus 2010 mencapai 209.120.000 jiwa (88 persen dari popuasi). Jumlah muslim di Tanah Air mencakup 13,1 persen dari jumlah populasi umat Islam sedunia. Islam pertama kali diperkenalkan di Indonesia melalui pedagang-pedagang Muslim Arab yang sering berbaur dengan penduduk lokal.
Saat ini, umat Islam di India baru berjumlah 177 juta jiwa. Hanya berselisih satu juta jiwa dari negara mayoritas muslim terbesar kedua dunia, Pakistan.
Sumber : Merdeka.com

Perbedaan pintar atau pandai, cerdas, dan jenius?



                                  

  Guruyakusaku,05/04/15.Tahukah kamu kalau ternyata ada perbedaan yang mendasar antara, pintar atau pandai, cerdas, dan jenius? Bagi sebagian orang, mereka akan bilang bahwa ketiga hal tersebut tidak ada bedanya karena pada dasarnya ketiga hal tersebut mengarah pada suatu keadaan yang sama, yaitu di atas rata-rata. Namun, ada juga yang tidak tahu atau meraba-raba, apa sih sebenarnya perbedaan antara pintar, cerdas dan jenius? Nah, untuk itu di sini saya akan mencoba untuk menjelaskan perbedaan mengenai ketiganya dari perspektif saya karena ada beberapa perspektif yang juga mengemukakan perbedaan pintar, cerdas, dan jenius.
                Untuk itu, pertama-tama saya akan menjelaskan mengenai pintar.Dalam benak kalian apakah sudah memiliki gambaran apa yang dimaksud dengan pintar? Kalian berpikir bahwa pintar itu tidak dapat dimiliki dengan begitu saja, orang yang pintar itu rajin belajar, orang yang pintar itu dianggap menguasai bidang yang dipelajarinya, dan lain-lain. Nah, dari pernyataan tersebut, berarti kita telah mengetahui bahwa orang yang pintar itu butuh yang namanya proses. Mereka butuh mempelajari sesuatu terlebih dahulu sampai mereka dapat sepenuhnya mengerti akan hal yang dipelajari itu. Dari proses yang mereka lakukan itulah akhirnya mereka mendapat ilmu yang membuat mereka dianggap pintar. Maka dari itu, orang pintar itu dapat dibentuk walaupun mulai dari nol.
    Lalu, yang kedua ada cerdas.Kadang-kadang kita suka bilang si A cerdas ya daripada menggunakan kata pintar. Mengapa bisa begitu? Hal tersebut bisa terjadi misalnya ketika kita sedang mengalami kesulitan yang belum dapat menemukan penyelesaiannya. Maka, si A yang kita bilang cerdas tadi akan mampu menyelesaikan permasalahannya itu dengan kemampuannya padahal sebelumnya si A belum pernah bersentuhan langsung dengan permasalahan yang dimaksud. Jika dilihat perbedaannya dengan pintar, maka orang yang pintar akan menyelesaikan masalahnya kalau sudah melakukan proses pembelajaran terlebih dahulu, kemudian, semua yang dilakukannya dilakukan berdasarkan teori yang sudah ada dan dilakukan secara berulang-ulang. Sebaliknya, orang yang cerdas akan dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi tanpa harus bersusah-payah mengikuti pedoman yang harus dilakukan. Apa yang dilakukan oleh si A muncul begitu saja melalui pemikirannya, itu artinya cerdas yang dia miliki merupakan sifat bawaan dan bukan merupakan proses yang dibentuk seperti orang pintar. Meskipun demikian, embel-embel kata cerdas ini tidak dapat disandingkan dengan salah satu bidang ilmu tertentu, melainkan kata cerdas dipakai secara umum untuk hal yang umum, misalnya tidak mungkin ada yang bilang si A cerdas fisika, cerdas musik, cerdas ekonomi, dan lain-lain. Kata yang biasanya digunakan untuk disandingkan dengan bidang-bidang tertentu tersebut adalah pintar atau jenius. Jadi, penggunaan kata cerdas biasanya mengarah pada hal yang umum dan biasanya digunakan kepada orang yang dapat menyelesaikan suatu permasalahan yang muncul.
        Dan, yang terakhir adalah jenius.Kata jenius ini pasti tidak asing bagi kita di mana kita sering mendengar kata jenius disandingkan dengan suatu bidang tertentu, misalnya jenius matematika, jenius musik, dan lain-lain. Kata jenius ini tidak dapat terlepas dari seorang tokoh yang namanya akan dikenal secara luas, misalnya seperti Einstein, si jenius fisika. Kenapa Einstein bisa dikatakan jenius dan bahkan namanya dikenal banyak orang hingga sekarang? Hal itu bisa terjadi karena dia adalah orang spesial yang berbeda dengan yang lainnya, di mana orang lain hanya berada pada tingkatan pintar atau rata-rata. Yang membuat Eintein berbeda adalah pemikiran yang dimiliki. Ada yang bilang bahwa jenius dan gila bedanya tipis, tetapi keduanya memiliki persamaan, yaitu sama-sama tidak dapat dimengerti oleh orang-orang pada umumnya. Maksud lainnya adalah orang lain tidak mengerti apa yang sedang dilakukan atau dipikirkan oleh orang gila atau jenius itu. Karena itu, jika ada orang yang melakukan hal-hal di luar kebiasaan yang sudah umum ada akan dianggap gila. Namun, yang membedakan antara orang gila dan jenius terletak pada kesadaran. Jika orang gila, apa yang mereka lakukan itu di luar kesadaran mereka dan mereka tidak pernah memikirkan apa yang mereka lakukan, yang mereka tahu hanyalah mereka hanya ingin melakukan apa yang mereka ingin, jika ada orang yang mencoba menghalanginya maka orang gila tersebut akan memberontak tidak peduli orang yang mencoba mencegahnya itu siapa dan membawa apa. Nah, jika orang jenius, mereka tahu apa yang mereka lakukan dan hal itu dilakukan dalam keadaan sadar. Namun, seringkali orang jenius dianggap aneh bahkan gila karena pemikiran yang dimilikinya tidak seperti orang-orang pada umumnya. Orang lain tidak akan mengerti apa yang sedang dilakukan dan dipikirkan oleh orang jenius karena sudah beda frekuensi, maksudnya orang biasa tidak akan bisa menangkap gelombang frekuensi yang dipancarkan oleh orang jenius, karena mereka belum mampu untuk mencapainya. Misalnya, untuk mengerti suatu benda, orang jenius akan melakukan penggambaran benda tersebut dengan satu atau beberapa gambaran saja, tetapi bagi orang biasa penggambaran yang dilakukan akan dilakukan dengan banyak dan berulang hingga akhirnya mereka mengerti benda yang dimaksud. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa orang jenius tidak perlu berlama-lama dalam mengerti suatu hal dan pemikiran yang dimiliki di luar nalar orang biasa membuatnya dapat menjadi orang yang spesial dan sebagai konsekuensinya akan dikenal luas seperti apa yang terjadi pada Albert Einstein. 

              

  Setelah memaparkan ketiga hal di atas, yaitu pintar, cerdas, dan jenius, maka kita dapat menyimpulkan perbedaan mendasarnya. Orang yang pintar itu ada banyak karena orang yang pintar dapat dibentuk di mana ketika seseorang dengan rajin mempelajari sesuatu dan hal itu dilakukan secara terus-menerus maka tak heran jika orang tersebut akan menjadi ahli mengenai apa yang telah dipelajarinya secara terus-menerus itu. Lain halnya dengan cerdas. Cerdas adalah sifat bawaan dari lahir yang dimiliki oleh seseorang. Tanpa belajar secara terus-menerus seperti yang dilakukan oleh orang pintar, orang cerdas akan dapat menyerap yang dipelajari dengan mudah dan dapat menggunakan kecerdasannya di setiap saat tanpa harus mengerti terlebih dahulu apa yang sedang dihadapinya di mana orang pintar perlu memperlajari secara terus-menerus mengenai apa yang sedang dihadapinya dan keputusan yang diambil pun akan seperti orang-orang pada umumnya. Untuk lebih mudahnya, orang cerdas akan menemukan jawaban mirip dengan teori seperti yang telah dipelajari oleh orang pintar atau bahkan di luar itu tanpa harus mempelajarinya terlebih dahulu seperti orang pintar membutuhkan proses belajar tersebut. Kemudian yang terakhir, sebenarnya apa sih perbedaan mendasar antara cerdas dan jenius? Mengapa saya hanya akan menyimpulkan perbedaan antara cerdas dan jenius, karena di bagian sebelumnya telah cukup jelas perbedaan antara pintar dan jenius, jadi untuk yang terakhir saya hanya akan menjelaskan perbedaan cerdas dan jenius. Menurut saya, perbedaan cerdas dan jenius terletak juga pada pemikirannya. Jika orang cerdas, pemikiran hasil penyelesaiannya berupa hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang-orang pada umumnya dan mereka dapat menerimanya sebagai suatu hal yang brilian, makanya orang itu disebut cerdas. Sedangkan orang jenius, hasil pemikirannya masih belum dapat diterima oleh orang-orang pada umumnya dan bahkan ditolak. Namun, setelah orang jenius ini tanpa putus asa berada dalam dunia pemikirannya sendiri sehingga barulah hasil kerjanya dihargai dan dimengerti orang lain, orang itu akan disebut jenius. Kemudian, penggunaan kata cerdas menjadi bersifat umum dan biasanya digunakan pada penyelesaian suatu masalah, sedangkan penggunaan kata jenius akan digunakan pada suatu bidang tertentu, seperti jenius musik. Sehingga, orang jenius akan menjadi fenomenal karena hanya sedikit orang-orang yang mendapat predikat jenius dan hal itu hanya digunakan pada bidang tertentu, tetapi orang cerdas menjadi tidak tampak seperti orang-orang jenius karena mereka mengerti suatu hal hanya secara umum dan tidak mendalam seperti orang jenius. Dari pemaparan perbedaan antara cerdas dan jenius, saya memiliki pandangan bahwa jenius merupakan evolusi dari cerdas karena di mana terdapat penambahan dan peminatan yang menjadikan orang jenius lebih dari sekedar cerdas. Orang yang jenius selain memiliki sifat bawaan yang cerdas, mereka mencoba untuk berpikir tidak seperti orang pada umumnya dan ketika menemukan hal yang menarik perhatiannya, hal tersebut akan didalaminya dengan sungguh-sungguh dengan berdasar pada kecerdasan yang dimiliki dan pemikiran yang dikembangkannya sendiri jadilah dia menjadi orang jenius yang jalan pikirannya tidak dapat dimengerti oleh orang lain.

NB :
IQ (Intelegensi Quotient) adalah daya tangkap seseorang, menurut penyelidikan IQ seseorang mulai dapat di tentukan sekitar umur 3 tahun, daya tangkap seseorang di pengaruhi oleh garis keturunan (genetik) yang di bawanya dari familih ayah atau ibu di samping faktor gizi makanan yang cukup.
IQ ini takkan berubah sampai seseorang dewasa kecuali bila ada sebab sebab kemunduran otak seperti ketuaan, kecelakaan dll.
Secara dini untuk menentukan IQ seseorang adalah pada saat ia mulai berkata kata. Ada hubungan langsung antara kesanggupan bahasa si anak dengan IQ-nya.
Para sarjana menetapkan rumus kecerdasan umum (IQ) sbb:

    Usia Metal Anak
—————————     X 100 = IQ
   Usia Sesungguhnya

Genius hampir di atas     ........................................................... 140
Sangat Super .....................................................................120-140
Super .................................................................................110-120
Super ..................................................................................90 -110
Normal ................................................................................80 - 90
Bodoh .................................................................................70 - 80
Perbatasan ...........................................................................60 - 70
Dungu ..................................................................................50 - 60
Imbecile ................................................................................25 - 50
Idiot ......................................................................................0 -  25

Usia mental biasanya di tentukan dengan suatu test, di mana test dari Stanford Binet adalah yang paling terkenal.
Demikian sekedar info

Sumber Buku Pintar seri Senior dan Google

Referensi :
http://daenglira.blogspot.com/2013/09/perbedaan-pintar-atau-pandai-cerdas-dan.html?m=1

2070, Islam Jadi Agama Mayoritas di Dunia

Amerika Serikat - Hasil penelitian dari Pew Research Center, Amerika Serikat, menunjukkan pertumbuhan umat muslim akan lebih banyak dibandingkan dengan jemaat Kristen di dunia dalam kurung kurang dari 60 tahun ke depan. Umat muslim pun diprediksi menjadi pemeluk agama paling besar di dunia.

Dikutip dari Dailymail, jumlah seluruh pemeluk di agama di dunia akan setara dengan jumlah jemaat Kristen atau sekitar 32,3 persen pada 2070. Sedangkan, jumlah umat muslim akan terus bertambah dan diprediksi akan meningkat menjadi 35 persen dari populasi manusia pada 2100.

Pada 2100, umat muslim akan lebih banyak daripada jemaat Kristen. Yaitu, dari seluruh populasi di dunia, 35 persen akan menjadi umat muslim, sedangkan 34 persen menjadi jemaat Kristen. Sisanya, Hindu, Budha, agama lokal, Yahudi, dan tidak beragama.

Data yang dikumpulkan Pew menunjukkan pertumbuhan jumlah umat Islam terbesar datang dari India dan Benua Afrika. Negara-negara sub-sahara juga akan menyumbangkan populasi muslim baru terbesar selama tiga dekade mendatang. "Jumlah negara dengan mayoritas Kristen pun akan turun, dari 159 menjadi 151," kata laporan Pew Research Center yang dikutip Dailymail, Ahad, 5 April 2015.

Di beberapa negara, seperti Inggris, Australia, Benin, Bosnia-Herzegovina, Prancis, Belanda, Selandia Baru, dan Republik Makedonia, tingkat populasi jemaat Kristen akan kurang dari 50 persen. Tetapi, pertumbuhan umat Islam di Eropa akan berkembang. "Di Eropa muslim akan mencapai 10 persen dari total populasi pada 2050," tulis laporan Pew. Sebagai gantinya, Islam akan menjadi agama mayoritas di 51 negara.

Selain itu, data ini dipengaruhi situasi Cina sebagai negara dengan penduduk terbesar sejagat. Saat ini, mayoritas warga Negeri Tirai Bambu tidak memeluk agama apa pun. Pew meramalkan akan ada peningkatan 5 persen untuk pemeluk Kristen di Cina, tapi itu tidak mengubah prediksi awal soal pertumbuhan umat muslim yang pesat lima dekade lagi.

Penelitian Pew ini berdasarkan data yang dimiliki oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan jumlah penduduk pada 2010 dengan total 6,9 miliar jiwa. Pada tahun itu, agama Kristen menjadi mayoritas dengan total 31,4 persen atau sekitar 2,2 miliar jiwa. Sedangkan, agama Islam, sekitar 23,2 persen atau sekitar 1,6 miliar jiwa. Tidak beragama 16,4 persen atau sekitar 1,1 miliar orang. Agama Hindu di angka 15 persen atau sekitar 1 miliar jiwa.

Sedangkan agama Budha mencapai 7,1 persen atau sekitar 487,8 juta jiwa. Agama lokal di angka 5,9 persen atau sekitar 404,6 juta jiwa. Yahudi 0,2 persen atau sekitar 13,8 juta jiwa. Dan agama lainnya mencapai 0,8 persen atau sekitar 58,1 juta jiwa.

Pada 2050 dengan total populasi manusia yang diprediksi mencapai 9,3 miliar. Populasi jemaat Kristen pun nyaris diimbangi umat Islam. Yaitu, agama Kristen di angka 31,4 persen dengan total 2,9 miliar jiwa. Agama Islam dengan angka 29,7 persen atau sekitar 2,8 miliar jiwa. Tidak beragama 13,2 persen atau sekitar 1,2 miliar jiwa. Agama Hindu 14,9 persen atau sekitar 1,4 miliar jiwa.

Agama Budha 5,2 persen atau sekitar 487 juta jiwa. Agama lokal sekitar 4,8 persen atau 450 juta jiwa. Yahudi 0,2 persen atau sekitar 16 juta jiwa. Dan agama lainnya 0,8 persen atau sekitar 61,4 juta jiwa.

Sumber: Tempo.co

Sabtu, 04 April 2015

7 orang yang akan dinaungi Allah pada hari yang tiada naungan selain naungan-Nya


Diriwayatkan, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ بِالْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ حُسْنٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

"Tujuh orang yang akan dinaungi Allah pada hari yang tiada naungan selain naungan-Nya: (1) Seorang imam yang adil (2) Seorang pemuda yang menghabiskan masa mudanya dengan beribadah kepada Allah. (3) Seorang yang hatinya selalu terkait dengan masjid. (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah. (5) Lelaki yang diajak seorang wanita yang cantik dan terpandang untuk berzina lantas ia berkata: "Sesungguhnya aku takut kepada Allah". (6) Seorang yang menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya. (7) Seorang yang berdzikir kepada Allah seorang diri hingga menetes air matanya."  

Jumat, 03 April 2015

HMI Dukung Tes Narkoba Bagi Mahasiswa Baru

  

Guruyakusaku, Pemberlakuan tes narkoba bagi calon mahasiswa merupakan langkah nyata untuk mendeteksi penggunaan narkoba di kalangan pemuda.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Chairul Umam, Ketua Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Pemuda (Kabid PTKP) HMI Cabang Pamekasan, Minggu (29/03/2015).
Pernyataan ini pula sekaligus sebagai bentuk dukungan HMI Pamekasan, Madura, terhadap rencana Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir yang akan memberlakukan aturan baru untuk calon mahasiswa tahun ajaran 2015-2016.
“Rencana Menristek Dikti melakukan tes narkoba kepada calon mahasiswa baru merupakan upaya antisipatif meluasnya peredaran narkoba di kalangan mahasiswa,” kata Chairul Umam seperti dikutip dari ANTARA.
Lebih lanjut ia menyatakan saat ini peredaran narkoba di Indonesia, termasuk di Pulau Madura sudah sangat parah. Ia mensinyalir peredaran narkoba sudah merambah semua lini kehidupan masyarakat, termasuk pemuda dan mahasiswa, serta lingkungan Perguruan Tinggi.
Saat ini pengguna narkoba di Indonesia mencapai 4 juta jiwa lebih. Jumlah ini diperkirakan meningkat tajam menjadi 5,8 juta jiwa pada 2015 berdasarkan angka prevalensi yang dirilis Menkumham belum lama ini.
Sementara data yang dirilis Badan Narkotika Nasional (BNN), dalam kurun waktu empat tahun terakhir, telah terungkap 108.107 kasus kejahatan narkoba dengan jumlah tersangka 134.117 orang.

Sumber : 
http://kabarkampus.com/2015/04/hmi-dukung-tes-narkoba-bagi-mahasiswa-baru/


Mengapa Banyak Eks Tokoh HMI Terlibat Korupsi?

"Bagi saya, korupsi adalah suatu penyakit ganas yang menggerogoti kesehatan masyarakat, seperti penyakit kanker yang setapak demi setapak menghabisi daya hidup manusia”, SeloSumardjan, dalam pengantar buku “Membasmi Korupsi” karya Robert Klitgaard.

  TERSANGKA kasus dugaan korupsi pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang Muhammad Nazaruddin terus menuding Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat, terlibat dan bertanggung jawab dalam kasus yang kini menimpanya. Bukan hanya itu, Anas pun disebut terkait dengan dugaan korupsi pembangunan stadion Hambalang di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Meskipun Anas belum menjadi tersangka, dan malah menyerang balik menjadikan Nazaruddin sebagai tersangka dalam kasus dugaan pencemaran nama baik, namun sebagai mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) hal itu cukup memalukan.
Agar tidak terus memalukan organisasi, Ketua Umum Persaudaraan Alumni HMI Bursah Zarnubi –saat peluncuran Persaudaraan Alumni HMI dengan tujuan untuk mengisi kekosongan dari gerakan yang ada di Korps Alumni HMI (KAHMI), di Gedung SMESCO, Jalan Gatot Subroto, Jaksel– Jumat malam (14/10) yang lalu, menegaskan agar kader HMI yang muda tidak mengulangi kesalahan mantan kader-kader senior tersebut. Diharapkan kader HMI harus mampu menjadi motor penggerak perubahan bangsa ke arah yang lebih baik. (RakyatMerdekaOnline, Jakarta,Jum’at, 14 Oktober 2011, 22:14:00 WIB). Memang, bukan hanya Anas saja kader HMI yang tersandung kasus korupsi. Sebelumnya mantan Ketua Umum HMI lainnya, Akbar Tanjung sempat menjadi tersangka dalam kasus korupsi dana non-budgeter Bulog sebesar Rp 40 miliar. Hal itu terjadi tatkala ia menjadi Menteri Sekretaris Negara di era Presiden Habibie.
Sebelumnya lagi, ada sejumlah nama eks tokoh organisasi itu pernah disorot atau diberitakan dalam kaitan masalah korupsi, Ahmad Tirtosudiro, Bustanul Arifin SH, Ir Beddu Amang dan ‘banyak’ nama lainnya, yang lebih muda, terkenal maupun tak terlalu terkenal, dari waktu ke waktu.
Setelah pintu kekuasaan terbuka
Ketua Umum HMI-MPO, Alto Makmuralto, dalam acara halal bi halal HMI di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (24/9) menegaskan dalam pengkaderan HMI tidak pernah diajarkan untuk korupsi. (RakyatMerdekaOnline, Jakarta,Sabtu, 24 September 2011, 14:23:00). Kader HMI selalu ditekankan untuk beridealisme dari sejak mahasiswa, bahkan diharapkan sampai kader itu menjadi alumni.
Seperti diketahui, HMI adalah sebuah organisasi mahasiswa yang menjunjung teguh ideologi keagamaan Islam. Pada era Orde Baru yang represif, HMI dikenal dengan sikap kritisnya terhadap pemerintah. Untuk mengontrol kekuatan kelompok Islam, melalui Undang-undang Nomor 8 Tahun 1985 pemerintah menetapkan kebijakan azas tunggal Pancasila sebagai satu-satunya azas ormas. Sejumlah ormas kelompok Islam yang menentang kebijakan itu pun segera dibubarkan.
Pada forum kongres HMI di Padang pada tanggal 24-31 Maret 1986, dengan pertimbangan-pertimbangan politis beserta tawaran-tawaran menarik lainnya HMI melepaskan azas Islam sebagai azas organisasinya. Saat itu terasa adanya intervensi pemerintah melalui Akbar Tanjung, Abdul Gafur dan Cosmas Batubara untuk menerima azas tunggal Pancasila tersebut dengan alasan penyelamatan organisasi dari pembekuan. Namun, sebagian kelompok pengurus HMI menolaknya, dan tetap mempertahankan azas Islam. Kelompok yang tetap bertahan itu kemudian dikenal dengan istilah HMI MPO (Majelis Penyelamat Organisasi), sedangkan HMI resmi yang bersekretariat di Jalan Pangeran Diponegoro Jakarta disebut sebagai HMI DIPO.
Walaupun pada Kongres Jambi 1999, HMI DIPO kembali ke kepada azas Islam, tetapi HMI DIPO dan HMI MPO tidak bisa disatukan lagi. Perbedaan karakter dan tradisi keorganisasian yang sangat besar di antara keduanya membuat kedua HMI ini sulit disatukan kembali. HMI DIPO nampak lebih berwatak akomodatif dengan kekuasaan dan cenderung pragmatis sehingga rentan virus, sementara HMI MPO tetap mempertahankan sikap kritisnya terhadap pemerintah. Akbar Tanjung yang membawa HMI DIPO merapat ke pemerintah kemudian mendapatkan posisi yang baik di Golkar. Begitu pula aktivitis HMI lainnya yang pragmatis, banyak yang menyusul Akbar masuk Golkar atau partai lain setelah pintu kekuasaan dibuka untuk mereka.
Sedangkan HMI MPO yang tetap berada pada jalurnya semula bersikap kritis kepada pemerintah. Pada peristiwa pendudukan gedung DPR/MPR tanggal 18-23 Mei 1998, HMI-MPO adalah satu-satunya ormas yang berhasil menduduki gedung perwakilan rakyat tersebut di hari pertama. Bersama FKSMJ dan FORKOT, yang kemudian diikuti oleh ratusan ribu mahasiswa dari berbagai universitas dan kota, bergerak terus hingga Soeharto jatuh pada 21 Mei 1998.
Pasca jatuhnya Soeharto, HMI MPO pun masih terus melakukan demonstrasi mengusung gagasan perlu dibentuknya Dewan Presidium Nasional bersama FKSMJ. Namun, secara organisasi HMI yang resmi adalah HMI DIPO, sedangkan HMI MPO lebih bersifat gerakan bawah tanah melalui sayap-sayap aksinya yang ada di sejumlah provinsi, antara lain adalah FKMIJ (Forum Komunikasi Mahasiswa Islam Jakarta) dan LMMY (Liga Mahasiswa Muslim Yogyakarta). Karena itu, banyak mantan aktivis HMI yang tidak mengizinkan sanak familinya untuk masuk ke dalam HMI DIPO (id.wikipedia.org/ wiki /Himpunan_Mahasiswa_Islam).
MASSA HMI vs POLISI DI DEPAN ISTANA 20 MEI 2011. Kisah dari Afrika, “Pada mulanya para aktivis itu berjanji akan memberantas korupsi ketika mereka masih dalam posisi sebagai oposisi dan belum punya jabatan. Namun, segera setelah menjabat dan berkuasa, semua janji dan idealisme itu mudah terlupakan”. (download foto: poskota)
Jebakan kekuasaan
Menarik untuk meminjam ilustrasi dari tulisan Djoko Susilo (Koran Tempo, 7 Oktober 2011), menceritakan pengalaman Michela Wrong, seorang wartawati koran Financial Times, yang menulis dalam bukunya “It’s Our Turn to Eat” bagaimana gerakan antikorupsi di sebuah negara Afrika mati suri. Pada mulanya para aktivis itu berjanji akan memberantas korupsi ketika mereka masih dalam posisi sebagai oposisi dan belum punya jabatan. Namun, segera setelah menjabat dan berkuasa, semua janji dan idealisme itu mudah terlupakan. Salah satu penyebabnya adalah ketika setelah berkuasa semuanya hanya berniat berbagi kue kekuasaan dan jabatan. Jadi, penguasa boleh berganti namun korupsi akan jalan terus. Siklus ini akan terus berjalan, tidak akan berhenti jika virusnya sejak awal tidak dihentikan dengan cepat.
Menurut Wrong, kesalahan utama para reformerdan aktivis antikorupsi tulen, mereka tidak cepat-cepat menumpas penyakit korupsi begitu kesempatan terbuka. Akibatnya, birokrasi korup, yang tadinya sudah takut akan gelombang antikorupsi, secara perlahan tetapi pasti mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru, dan malah mampu menjinakkan para penguasa baru tersebut. Masalahnya, para “pemimpin” yang menjadi penguasa baru itu selama ini hanya iri tidak mendapat giliran berkuasa, sehingga dengan cepat ia akan terperangkap dalam sistem korup yang sudah ada sebelumnya.
Karena itu, tidak heran bila Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas mengingatkan, bahwa para koruptor juga melakukan kaderisasi dan advance training,dengan instruktur-instruktur handal yang bisa mengasah kemampuan kader-kader koruptor muda, di hotel-hotel mewah atau hotel berbintang. “Pesertanya adalah kandidat koruptor muda. Nanti akan kita klasifikasi berdasarkan umurnya,” katanya (DetikNews.com, Jakarta, Minggu, 18 September 2011).
Sistem yang korup itu makin subur ketika sistem politik yang ada berdiri tanpa ideologi yang jelas. Pragmatisme partai politik tanpa ideologi itu mirip dengan bus kota yang siap mengangkut siapa saja calon penumpang yang bersedia membayar tiketnya. Perkembangan korupsi saat ini, kata Busyro dalam kuliah umum pemberantasan korupsi di kampus Universitas Indonesia, Depok, Jumat (18/11), telah merambah seluruh jajaran birokrat. Pusarannya sudah menggerogoti hakim, jaksa, kepala lembaga, kementerian, anggota Dewan Perwakilan Rakyat, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. “Sumber korupsi itu lembaga negara, lembaga pemerintah, swasta ketika  birokrasi tidak transparan”, katanya kepada pers. Bagi banyak orang, korupsi bukan lagi merupakan suatu pelanggaran hukum, melainkan sekedar suatu kebiasaan. Dalam seluruh penelitian perbandingan korupsi  antar negara,  Indonesia selalu menempati posisi paling jelek.
Seperti dalam film “Resident Evil”
Dalam film “Resident Evil” yang dikembangkan dari games, diceritakan penduduk di sebuah kota yang tercemar virus ganas berusaha menginfeksi penduduk lainnya menjadi mutan, yang selanjutnya akan mencari mangsa baru, sampai kota itu terinfeksi seluruhnya. Itulah gambaran mengenai korupsi di Indonesia yang telah berkembang secara sistemik.
Bayangkan, seorang tokoh baru yang masuk ke lingkungan kekuasaan yang sudah tercemar virus korupsi, kalau ia tetap berada di lingkungan itu, lambat laun imannya (imunitas terhadap virus korupsi) akan terkikis sedikit demi sedikit, dan akhirnya menjadi mutan baru sebagai koruptor yang ganas. Kalau tidak berubah juga, ia akan dianggap sebagai alien bagi kelompok koruptor yang berkuasa, dan akan disingkirkan oleh mereka karena takut rahasia kelompok mutan tersebut akan terbongkar.
Menurut mantan dekan FISIP UI, Profesor Doktor Muhammad Budyatna, budaya korupsi di kalangan penjabat disuburkan oleh penguasa Orde Baru. “Demi melanggengkan kekuasaannya, Soeharto memang sengaja membiarkan semua orang di sekitarnya untuk korupsi, menikmati kekayaan materi yang melimpah ruah sehingga nantinya tidak ada seorangpun yang berani mengutak-utik kekuasaannya”, kata Prof. Budyatna, mantan salah satu ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Umat Islam. Di samping itu, jika di kemudian hari Soeharto harus turun, tidak akan ada yang berani membawanya ke pengadilan, karena orang-orang itu bisa terbawa-bawa, dan adanya ikatan moral korupsi pada orang-orang tersebut. “Bagi Soeharto semakin banyak orang yang korupsi maka semakin kuat pula posisinya sebagai seorang penguasa tunggal”, kata Prof Budyatna (Cakrawala.online, Jakarta, 15 Juli 2010).
Konstruksi kekuasaan yang bersifat koruptif itu diperkuat lagi oleh sikap pragmatis dunia internasional, terutama Amerika Serikat, dalam mengontrol negara-negara berkembang. Menurut Presiden Transparency International, Peter Eigen, kasus-kasus korupsi ini sebagian disembunyikan oleh konspirasi di negara-negara industri maju, karena seorang pimpinan negara sahabat yang korup dapat ditoleransi selama ia berada secara tegas di sisi kelompok kapitalis, atau negara blok Barat. Hal yang sama terjadi pada negara blok Timur.
Dalam diskusi “Indonesiaku Dibelenggu Koruptor” di Jakarta, Sabtu (4/6), pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti, mengatakan pelaku korupsi di Indonesia sudah tidak malu dan tidak takut lagi melakukan korupsi. Pejabat dan politisi yang sudah ketahuan melakukan korupsi tidak ada yang mundur dari jabatannya. Menurut Ikrar, di Jepang pejabat dan politisi yang ketahuan korupsi langsung mundur dari jabatannya. Bahkan, ada pejabat di Jepang yang hanya menerima 50.000 yen atau sekitar Rp. 5 juta saat kampanye, kemudian dituduh korupsi, ia pun langsung mundur dari jabatannya.
“Di Indonesia untuk menjadi pejabat dan politisi biayanya sudah sangat mahal, sehingga mendorong pejabat dan politisi berperilaku korup,” katanya. Ikrar mengutip pernyataan politisi dari PDI Perjuangan, Pramono Anung, yang pernah mengatakan, untuk menjadi anggota DPR RI biayanya bisa mencapai Rp. 5 miliar. (Antaranews, Jakarta, Minggu, 05 Juni 2011 12:07)
Solusinya, perlu pimpinan yang tegas untukmembasmi wabah korupsi
Menurut Sosiolog Universitas Indonesia, Thamrin Amal Tomagola, akar masalah korupsi di Indonesia adalah budaya feodalisme sisa dari zaman kerajaan, yang menyebabkan para pejabat yang berkuasa merasa berhak menguasai harta negara menjadi milik pribadi mereka. “Para pejabat merasa aset negara adalah milik pribadi, dan masyarakat memaklumi itu semua. Ditambah lagi dengan budaya memberikan upeti untuk mendapatkan posisi tertentu yang subur dilakukan pada zaman penjajahan Belanda. Ini masih merasuk dalam sistem budaya masyarakat,” ujar Thamrin (VHRmedia, Jakarta, 10 April 2010 – 14:44 WIB)
Karena itu, korupsi di Indonesia sekarang ini sulit dibasmi, selain dianggap sebagai suatu kewajaran, lingkungan kekuasaan mudah terjangkit wabah korupsi oleh virus-virus korupsi yang ganas dan kebal terhadap berbagai “obat pembasmi korupsi”. Selain mampu bermutasi dengan berbagai bentuk korupsi baru, undang-undang yang dibuat sebagai obat pembasmi korupsi itu pun sengaja dibuat oleh mereka yang telah terjangkit virus korupsi agar efeknya tidak begitu ampuh, dan mudah diselewengkan.  Bahkan,  undang-undang antikorupsi yang kuat pun dapat diakali oleh pejabat pengadilan  yang sudah ketularan virus korupsi. Hasilnya, banyak kasus pada sidang pengadilan korupsi yang terdakwanya dibebaskan dengan alasan tidak terbukti bersalah. Jadi, walaupun sudah dibuat undang-undang antikorupsi yang baik, namun manusia pelaksanalah yang memegang peranan utama, baik menyangkut sumberdaya fisik maupun non fisik, sebagaimana ungkapan the man behind the gun, maka manusialah sebagai penentu.
Kalau sudah begini situasinya, satu-satunya cara membasminya adalah format ulang sistem budaya masyarakat “malu korupsi” agar berani mengucilkan para koruptor dari pergaulan, sebagai hukuman setimpal bagi mereka. Diperlukan seorang pimpinan yang tegas, dengan imunitas tinggi terhadap godaan korupsi, mampu bertindak cepat menghentikan virus korupsi baru sebelum kena infeksi pula. Bila mengandalkan pada pendidikan, menurut pengamat diperlukan satu generasi baru yang bersih sejak lahir (lebih kurang selama 30 tahun) sebagai pengganti generasi lama yang sudah tercemar virus korupsi tersebut. Tidak heran jika Selo Sumardjan, saat ditanya oleh M. Yusuf A.S. dari MedTrans tentang bagaimana caranya memberantas korupsi di Indonesia, hanya menjawab pendek, “Ambil tindakan!!” (cakrawalainterprize.com/?p=41). Sekarang, atau terlambat, seluruh jajaran menjadi koruptor semuanya.
KEMBALI ke HMI, kenapa begitu banyak eks tokohnya yang terlibat korupsi? Coba dihitung dengan cermat. Mungkin karena eks tokoh organisasi mahasiswa ‘terbesar’ jumlah anggotanya itu paling gesit dalam pengambilan posisi dalam kekuasaan, tersebar di segala lini dan institusi kekuasaan legislatif, judikatif dan terutama eksekutif maupun partai politik. Padahal institusi-institusi itu sejak lama telah dirasuki virus korupsi.
   
Oleh : Syamsir Alam

Mantan aktivis mahasiswa era Orde Baru yang sudah lama mengubur ‘kapak perperangan’, namun tergerak untuk menggalinya kembali setelah melihat karut-marut situasi politik sekarang.

Umat Islam Diimbau Makmurkan Masjid

  

  Guruyakusaku- Wakil Bupati Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rustamsyah menghimbau seluruh umat Islam di daerahnya untuk memakmurkan masjid di lingkungan masing-masing agar syiar Islam terus berkembang.
"Saya ajak seluruh umat Islam untuk memakmurkan masjid sebagai sarana ibadah dan membangun silaturahim," katanya saat meresmikan Masjid Jami Al Ijtihad di Desa Jada Bahrien, Kota Sungailiat, Jumat (3/4).
Menurut dia, masjid merupakan sarana ibadah yang tepat untuk membangun kekuatan silaturahim karena pengaruh globalisasi yang makin kuat.
"Perlu pemahaman yang cukup mendalam untuk peningkatan kualitas keimanan seseorang dari pengaruh era teknologi yang berkembang pesat," katanya.
Secara umum, kata dia, kerukunan umat beragama di Provinsi Bangka Belitung cukup terjaga dan kebersamaan sebagai modal utama mewujudkan pemeratan pembangunan daerah sebagimana program yang direncanakan.
"Intinya, pemerintah tetap mendukung sepenuhnya kegiatan keagamaan untuk menciptakan generasi umat beragama yang berkualitas termasuk mendukung pembangunan sarana ibadah," ujarnya.
Dia menginginkan agar setiap selesai sholat magrib di setiap masjid di wilayahnya dilaksanakan kegiatan mengaji kitab suci Al Quran sambil menunggu datangnya waktu shalat Isya.
"Saya menginginkan agar setiap selesai sholat Magrib, jamaah di masjid tidak langsung pulang namun dilanjutkan dengan membaca kitab suci Al Quran sampai tibanya waktu sholat Isya. Rutinitas mengaji Al Quran setiap selesai sholat Magrib merupakan wujud dukungan masyarakat terhadap program magrib mengaji yang sebelumnya sudah dicanangkan," pungkasnya.
Sumber : Antara

PUTRA PUTRI INDONESIA,PARA AKTIVIS DAN MAHASISWA SIAP TURUN KEJALAN 20 MEI,TURUNKAN REZIM PENDUSTA !

    Sejumlah elemen mahasiswa Indonesia dikabarkan menggagas “Gerakan 20 Mei 2015 Turunkan Jokowi”.Hal itu disebabkan kondisi ekonomi dan politik yang carut-marut. Bahkan, kondisi kacau saat ini dinilai mirip dengan masa akhir Orde Baru tahun 1998.
“Jika pemerintah masih juga belum sadar, maka opsi pemakzulan memang perlu dibicarakan.. Kampus dan kelas menengah harus bergerak. Jangan diam saja, buat pemerintah dan masyarakat sadar, kita Akan bergerak,” ungkap Sekjen Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM) 1998 Arie Wibowo dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (27/3), seperti dikutip goriau.com.
Di hari yang sama, massa mahasiswa dari berbagai kampus di Bogor, Depok, Bekasi, Bandung hingga Lampung, melakukan unjuk rasa di Istana Bogor. Mereka memberikan rapor merah untuk Jokowi-JK dan menyampaikan sejumlah tuntutan.
Dalam orasinya, mahasiswa meminta dipertemukan dengan staf Istana Bogor untuk menyampaikan aspirasinya dan memberikan raport merah untuk Jokowi.
Mahasiswa menyoroti pemerintahan Jokowi-JK, yang menurut mahasiswa-mahasiswa Indonesia sedang mengalami pergejolakan ekonomi, hukum, hingga sumber daya alam. Mereka juga menilai program nawacita Jokowi -JK, kebijakanya tidak pro rakyat.
Gerakan 20 Mei Turunkan Jokowi
Sebelumnya, dikabarkan ribuan aktivis mahasiswa dari berbagai jaringan elemen kampus di daerah berencana masuk Jakarta untuk menggelar aksi besar-besaran tanggal 20 Mei 2015.
“Seminggu sebelum tanggal 20 Mei, rekan-rekan mahasiswa dari berbagai daerah akan masuk Jakarta untuk bergabung dalam aksi besar-besaran di Istana Negara,” demikian pesan singkat yang disebarkan oleh Progres 98, Sabtu (21/32015).
Menurut berbagai informasi yang dihimpun visibaru.com, konsolidasi lintas elemen aksi mahasiswa dan rakyat terus bergulir.
Perwakilan dari kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang berada di Pulau Jawa dikabarkan akan memasuki Jakarta pada tanggal 18 – 19 Mei.
Progres 98 menyerukan kepada seluruh kalangan pendukung perubahan untuk bersatu mendukung aksi mahasiswa dalam gerakan Kebangkitan Nasional 20 Mei.
“Sudah saatnya seluruh potensi anak bangsa bersatu dan bergerak mengepung Istana Negara melalui aksi damai untuk mendesak Jokowi – JK diturunkan dari kekuasaan,” seruan Progres 98 melalui fan page http://www.facebook.com/progres.98.
Bahkan Faizal Assegaf kerua Progres 98 menyerukn untuk mogok nasional,dalam rangka menurunkan Rezim pendusta melalui akun Facebooknya.
Para mantan aktivis 1998 dan perhimpunan alumni dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta telah menyiapkan serangkaian pertemuan untuk kesiapan aksi tersebut.
Putra Putri Indonesia dari berbagai daerah,Omas,partai politik semua bersatu,menanggalkan segala kepentingan untuk siap bersatu ;TURUNKAN JOKOWI tanggal 20 mei nanti.
Eka gumilar (Ketua Barisan Putra Putri Indonesia)
Sumber :Liputan Indonesia

Australia Tingkatkan Kuota Beasiswa New Colombo Plan 2016

    Pemerintah Australia kembali membuka kesempatan bagi ratusan mahasiswa di negaranya untuk menimba ilmu diberbagai perguruan tinggi yang ada di kawasan Indo-pasifik melalui program beasiswa New Colombo Plan (NCP). Pada tahun ini quota mahasiswa yang bisa mendapatkan beasiswa NCP semakin ditingkatkan menjadi 4750 orang mahasiswa dari sebelumnya 4400 orang mahasiswa.

Program Beasiswa New Colombo Plan (NCP) bertujuan membantu meningkatkan pengetahuan mahasiswa Australia mengenai kawasan Asia Pasifik.  
Menteri Luar Negeri Federal Australia, Julie Bishop dan Menteri Pendidikan dan Pelatihan Federal, Chritopher Pyne, Kamis (2/4) mengumumkan pembukaan pendaftaran bagi mahasiswa Australia yang berminat mengikuti program beasiswa ini untuk tahun 2016 mendatang.
“Program Beasiswa New colombo Plan (NC) merupakan inisiatif  yang ditanda tangan Pemerintah Australia untuk mengangkat pengetahuan tentang generasi muda Australia mengenai Indo-Pasifik dengan mendukung mahasiswa Australia untuk belajar dan melakukan magang di kawasan itu, "kata Menteri Bishop.
"Pada tahun 2016 ini program Beasiswa NCP akan menyediakan dana hibah mobilitas bagi sekitar 4750 orang mahasiswa seiring dengan berkembangnya program beasiswa ini sehingga dapat menawarkan kesempatan yang  lebih banyak untuk mahasiswa Australia untuk tinggal, belajar dan bekerja di Indo-Pasifik," katanya.
Pada pelaksanaan beasiswa NCP tahun 2014 dan 2015 lalu, program ini mendukung lebih dari 4400 mahasiswa untuk mengambil sementer singkat dan semester panjang serta penelitian di kawasan Indo-Pasifik. Lebih dari 109 mahasiswa menerima beasiswa bergensi dari inisiatif New Colombo Plan ini.
“Program Beasiswa NCP terbuka untuk mahasiswa Australia dari berbagai disiplin ilmu dan mendukung mahasiswa dari berbagai bidang mulai dari hukum, bisnis, kedokteran, teknik, Teknologi Informasi hingga penataan kota (urban planning),” kata Menteri Pyne.
Menurut Pyne peningkatan utama dalam pelaksanaan program NCP tahun 2016 adalah pengenalan pendanaan multi-tahun untuk proyek-proyek mobilitas yang dapat mendukung perguruan tinggi untuk memberikan kesempatan belajar bagi mahasiswa dalam jangka panjang dan peningkatan yang berkelanjutan bagi mahasiswa Australia selama berada di universitas mereka,”
“Kolaborasi antara perguruan tinggi dan sektor bisni dapat memperpanjang kesempatan bagi mahasiswa Australia dibawah beasiswa New Colombo Plan dan akan juga dapat lebih mendorong mereka,” katanya.
“Pihak perguruan tinggi yang dituju akan mendukung pembangunan kemitraan yang inovatif dengan komunitas bisnis di Australia dan seluruh kawasan untuk menciptakan kesempatan baru bagi mahasiswa program NCP untuk menjalani program magang dan bimibingan selama mereka menimba ilmu,” kata Menteri Bishop.
Mahasiswa yang mengikuti program NCP ini akan memperoleh dana sebesar 100 juta dolar Australia selama 5 tahun dalam betuk beasiswa. 
Dengan dana hibah itu, para penerima bisa menggunakannya untuk mengikuti program semester, program kursus singkat/short course, program magang dan mentorships di empat negara, yakni Indonesia, singapura, Jepang dan Hongkong
Mahasiswa Australia yang berkuliah di Indonesia dari tahun ke tahun semakin banyak. Pada tahun 2015, sedikitnya akan ada 550 mahasiswa baru dari Australia yang menempuh study di Indonesia. 

- See more at: http://www.australiaplus.com/indonesian

Kamis, 02 April 2015

Kumpulan (Untuk Difikirkan)

Kemana Mahasiswa (Almamaterku)?

Berbahagialah, Wahai Penikmat Kopi

    SEPERTI warna aslinya yang hitam, kopi menyimpan sejarah penuh kegetiran. Mengisahkan amarah, perlawanan, imajinasi dan kasak kusuk politik. Kopi tidaklah berarti kesenangan individu dan pribadi solitare. Sebaliknya, dimensi sosial politik menjadi muatan dalam secangkir kopi hitam.
Sejak mula kopi diketemukan oleh Kaldi, seorang pengembala kambing di Ethopia, sudah memunculkan reaksi dari kaum agamawan. Efek energi biji kopi yang dimakan tak sengaja oleh kambing milik Kaldi memancarkan kegirangan. Sontak kaum agamawan mencurigai buah ini, sebagai “pekerjaan setan”. ”. Barulah setelah tahu buah itu bisa membantu mereka begadang untuk melakukan ibadah, buah yang di kemudian hari dikenal sebagai kopi ini legal dikonsumsi.
Jauh sebelum MUI yang pernah membuat fatwa bahwa kopi luwak adalah najis dan haram. Kopi sudah menjadi bahan perdebatan oleh kaum agamawan di daratan Eropa. Sekitar tahun 1600 , sekelompok pemuka gereja mendatangi Paus Clement VII untuk memintanya memfatwa haram kopi.
Ketika kopi menjelma menjadi media interaksi sosial di café, kedai dan warung-warung, resistensi atas kopi (dan kedainya) semakin membuncah. Seperti protes kaum perempuan London (1674) yang membuat petisi berisi terbuangnya waktu para lelaki di kedai kopi. Serta tak memungkinkannya perempuan mengunjungi kedai kopi sebagaimana di Prancis. Hanya urusan kopi, membuat Raja Inggris Charles II mengeluarkan pernyataan tentang pelarangan kedai kopidengan alasan membuat orang mengabaikan tanggungjawab sosial serta mengganggu stabilitas kerajaan.Suara-suara protes pun bermunculan di London. Klimaksnya, dua hari sebelum aturan itu berlaku, raja mengundurkan diri. Sebelumnya King George II telah memusuhi kopi lantaran lantaran orang-orang yang berkumpul di kedai-kedaikopi kerap mengolok-olok dirinya.
Kopi mampu membuat gerah pemegang tapuk pemerintahan. Pun demikian di Prancis dan Jerman. Dikhawatirkan popularitas kopi dapat melenyapkan tradisi wine (prancis) danbir (Jerman). Hingga Frederick the Great(1777) mengeluarkan manifestoyang mendukung minuman tradisional Jerman, bir: “Menjijikkan melihat meningkatnya kuantitas kopi yang dikonsumsi rakyatku, dan implikasinya, jumlah uang yang keluar dari negara kita. Rakyatku harus minum bir. Sejak nenek moyang, kemuliaan kita dibesarkan oleh bir.” Namun, di Prancis, alasan kopi dapat menandingi popularitas wine hanyalah alasan semu. Dibalik ini semua, ada kekhawatiran penguasa adanya kasak-kusuk politik. Sebagaimana Revolusi Prancis yang dirancang dan dibincangkan di kedai-kedai kopi.
Ketika kopi telah menemukan dimensi sosialnya, saat bersamaan kopi terlibat dalam banyak perubahan-perubahan sosial politik di pelbagai negara. Kopi mampu mempertemukan dan menjadi alasan pembenar berkumpulnya segenap warga di ruang publik tanpa melibatkan alkohol. Kegiatan ini pun berkembang menjadi rutinitas sosial yang bersifat politis. Tak terkecuali di jazirah Arab sendiri.
Bangsa Arab pengemar kopi yang disajikan dengan cara Turki. Berbusa dan disajikan dalam cagkir kecil), terkecuali bangsa Libanon. Menjelang Pemilihan Presiden Mesir, Abdel Fatttah al-Sisi, kerap “nongkrong” di Al Bustan Café. Membicangkan situasi politik Mesir. Kopi sepertinya sudah menjadi bagian integral dalam kehidupan bangsa Arab. Terutama menyeruput secangkir kopi Arabica.
Meskipun kopi diketemukan pertama di benua Afrika (Ethopia) namun soal budidaya dan perdagangan dimonopoli oleh Bangsa Yaman pada abad ke 15. Hingga pasar kemudian menyebutnya Arabika atau Mocha Yaman. Meskipun jenis Robusta (Kongo) , Liberica (Liberia) dan Excelsa (Afrika Barat) sudah turutpula dikembangkan. Para saudagar muslim Yaman yang memperkenalkannya ke penjuru dunia. Masuk ke Eropa melalui para pedagang Venezia, Italia, yang membawa pulang biji kopi dari daerah Levant (sekitar Israel hingga Syria).
Dalam persaingan pasar saat itu, Mocha Yaman hanya bisa ditandingi oleh Java Koffie. Konon, kopi yang saat ini tumbuh berkembang di Brasil dan daratan Amerika latin, bibitnya berasal dari Java Koffie. Berawal Gabriel de Clieu memperkenalkan Java Koffie ke Raja Perancis, Louis XIV. Raja memerintahkan untuk menanamnya di daerah Martinique yang terletak di sebelah timur Karibia. Biji kopi berasal dari Martinique inilah yang kemudian menyebar ke seantero Amerika Latin, tak terkecuali Brasil
Kopi di Nusantara, satu sisi telah menambah pundi keuntungan berlipat ganda bagi VOC Belanda, namun disisi lain menghadirkan penderitaan sistem tanam paksa. VOC Belanda memonopoli industri kopi dunia. Puncaknya pada 1700-an, kopi produksi Jawa bersaing dengan kopi Mocha Yaman. Berawal dari Henricus Zwaardecroonyang pertama kali membawa bibit biji kopi Arabica dari Malabar untuk ditanam di tanah Jawa dan Luar Jawa. Meskipun pada perjalannya, hama tanaman menghancurkan perkebunan kopi di Jawa. Sisa-sisa kopi Arabica peninggalan kolonial Belanda masih bisa ditemui di dataran tinggi Ijen, Jawa Timur, tanah tinggi Toraja, Sulawesi Selatan, Mandailing dan Sidikalang, Sumatera Utara dan dataran tinggi Gayo di Aceh.
Saat kopi telah menemukan dimensi sosialnya, orang tak lagi peduli Arabica atau Robusta. Asalkan tetap tersaji dalam pakem kopi: Panas dan diseruput perlahan. Kopi telah memberi makna baru dalam interaksi sosial, sebagaimana wine yang dilabelkan pada kesan romantic. Dari spektrum gaya hidup yang ekslusif seperti starbucks hingga perbincangkan seru di kedai kopi pinggir jalan. Warung kopi memberi kesempatan kepada anggota sosial untuk berkumpul, berbicara, membaca, menghibur satu sama lain atau sekedar membuang waktu. Bahkan minuman kopi telah menjadi minuman sosial bagi bangsa Brazil. Selain dijajakan di Padaria dan Confeitaria, di hampir semua rumah, menjamu tamu dengan secangkir kopi panas. Dengan ragam racikan dan aroma: Ponto, Pilao, Pele, Alvorada, Damasco, Caboclo, atauMelitta.
Budaya ngopi bagi bangsa kita bukanlah sekedar merasakan sensasi rasa pahit manis atas racikan kopi.Tetapi bagaimana muatan yang menyertai aktifitas itulah yang didambakan. Tak peduli pemulung hingga pejabat teras, tengelam dalam suasana budaya ngopi. Kedai, warung, café telah menjadi tempat public untuk membicangkan apa saja. Dari urusan Pilpres sampai baju “tenda pramuka” Syahrini. Tempat ini menjadi sumber informasi dan inspirasi. Secangkir kopimenjadi semacam e-mail dan password untuk izin menikmati suasana dan aktifitas orang di warung kopi itu.
Ibarat akun jejaring sosial twitter, warung kopi membolehkan siapapun mem-follow (bergabung) orang yang menjadi idola dan narasumbernya. Siapapun, apalagi jika sudah kenal, boleh nimbrung mendengar dan mengomentari pembicaraan si narasumber selama cangkirnya masih berisi kopi. Siapapun tidak dilarang untuk membayar harga kopi orang yang di-follow atau mem-follownya.Berbagai rumor, fakta dan data bergulir dari sana, bagai bola salju, menggelinding menjadi konsumsi publik. Di tempat ini pula rumor, fakta dan data itu, pada akhirnya kembali dalam bentuk feedback disertai komentar miring. Feedback berharga itu sangat memungkinkan diserap menjadi bahan dasar untuk menyusun sebuah kebijakan publik.
Sebagaimana tradisi ngopi bagi orang bugis Makasar. Menjadikan warung kopi dan kopi sebagai maskot politik.Semua gejolak politik yang terjadi di Makassar hampir semua berawal di warung kopisambil menyedu secangkirkopi. Kepopuleran warkop semakin menjadi-jadi ketika Walikota Makassar, Ilham Arif Sirajuddin mampu memenangkan pemilukada yang awalnya dari warung kopi.
Maka tak mengherankan jika para politisi berujar, “saya juga penikmat kopi
Penulis : Hendra Budiman
Sumber : kompasiana.com